Inilah Berbagai Jenis Branding yang Sebaiknya Kamu Tahu
Di era digital saat ini, pasti kamu sudah tak asing dengan slot mahjong ways istilah branding. Ini merupakan salah satu istilah yang merujuk pada suatu aktivitas untuk membuat seseorang atau sebuah perusahaan dikenal oleh masyarakat luas. Secara umum, tujuan dari branding adalah menciptakan citra atau reputasi yang baik dari sebuah brand, kelompok, atau bahkan suatu individu. Jadi, sebetulnya branding memiliki jenis yang beragam dan juga cara eksekusi yang variatif.
Branding memang lebih banyak digunakan untuk kebutuhan bisnis. Pasalnya, branding sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk membangun kesadaran market sehingga proses sales akan lebih mudah. Di artikel ini, Skill Academy akan mengupas tuntas knowledege mengenai branding, mulai dari pengertian, jenis-jenis branding, campai cara mudah untuk melakukan branding. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Jenis – Jenis Branding
Ada jenis branding yang paling banyak digunakan di dunia kerja dan bisnis. Berikut adalah list-nya:
Service branding
Sesuai dengan namanya, service branding akan lebih mengidentifikasi apa yang membuat layanan dari sebuah bisnis berbeda atau memiliki nilai lebih dari bisnis yang lain. Contoh, jika kamu pernah pergi ke Starbucks, harusnya kamu paham kalau bisnis tersebut slot demo Olympus sebetulnya lebih menekankan pada service yang mereka miliki. Pasalnya, Starbucks membangun merek mereka dengan menawarkan layanan pemesanan dan pengiriman yang mudah dan nyaman, serta membangun citra perusahaan sebagai tempat berkumpul dan menikmati minuman kopi berkualitas tinggi. Lihat deh, meskipun memiliki banyak outlet, tapi Starbucks selalu ramai oleh pengunjung.
Retail branding
Pernah datang ke toko retail? Coba perhatikan, meskipun menjual produk yang sama, tapi berbagai toko retail di Indonesia selalu memiliki keunikannya tersendiri. Ini selaran dengan pengertian dari retail branding yaitu menciptakan merek melalui desain atau tata letak toko mereka seperti pencahayaan, musik yang diputar, jenis pakaian para pegawainya, atau bahkan pajangan. Ingat toko cat yang di depannya ada boneka menari-nari jika tertiup angin? Nah, itu merupakan salah satu contoh dari retail branding.
Cultural/Geographical branding
Jenis branding yang satu ini sudah bias akita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Cuktural atau geographical branding adalah proses membangun kesadaran merek yang memanfaatkan rtp spaceman simbol budaya dari suatu daerah untuk mempromosikan produk sebuah bisnis. Contoh sederhana, sebuah restoran Korea baisanya akan menciptakan interior yang penuh dengan tulisan Korea, menyediakan hanbok, dan lain sebagainya untuk mengomunikasikan afiliasi mereka pada customer.
Corporate branding
Tak hanya seorang profesional saja yang harus melakukan branding, karena ini penting juga dilakukan oleh perusahaan. Corporate branding adalah cara korporasi mengekspresikan value, misi, dan eksklusivitasnya pada pelanggan, klien, atau pun partner mereka. Tak hanya mengenalkan produk melalui nama dan logo perusahaan, tetapi korporasi harus memperlihatkan pada publik bagaimana cara mereka menjalankan bisnis. Contohnya bagaimana dalam proses rekruitment, bagaimana cara melakukan campaign, dan lain sebagainya.
Online branding
Saat ini kita sudah hidup di era internet yang semakin maju dan canggih. Jika kamu tidak memungkinkan untuk melakukan branding secara fisik, maka cobalah untuk online branding. Jadi, online branding lebih merujuk pada pembentukan identitas bisnis melalui akun sosial media seperti website, facebook, instagram, fan page, dan lain sebagainya. Online branding saat ini bisa jadi senjata ampuh untuk memperkuat citra positif bagi bisnis yang sudah lebih dulu melakukan physical branding.
Personal branding
Jika ingin lebih banyak orang yang mengenalmu sebagai seorang profesional dengan keahlian di suatu bidang, maka lakukanlah personal branding. Umumnya, personal branding adalah aktivitas yang megacu pada penciptaan sebuah persona publik agar mereka mengetahui apa pekerjaan, minat, aktivitas, dan bakat yang dimiliki oleh seseorang. Personal branding bisa dilakukan oleh banyak kalangan, mulai dari mahasiswa hingga para freelancers yang mengenalkan pada publik tentang produk atau layanan yang mereka miliki. Jika ingin menjadi public figure, mulai lakukan personal branding ya!
Product branding
Jenis branding yang satu ini berfokus terhadap bagaimana kamu membedakan produkmu dengan kompetitor. Saat melakukan product branding, kamu harus memikirkan dengan matang mengenai identitas visual dan emosional yang bisa membangun loyalitas pelanggan dan mempertahankan daya tarik pasar. Dalam prosesnya, kamu perlu menentukan nama, logo, slogan, packaging, dan bahan promosi lainnya yang memperkuat identitas produk.
Offline branding
Nah, ini merupakan branding yang tetunya sudah hadir lebih dulu dibanding online branding. Branding offline mencakup setiap jenis branding yang terjadi di dunia nyata dan fisik. Contoh dari offline branding adalah pemanfaatan media cetak, desain perusahaan ritel, atau materi fisik apapun yang bisa ditunjukkan langsung pada klien. Offline branding pun bisa mencakup seragam perusahaan yang dikenakan karyawan saat bekerja, atau memasang ikaln-iklan di papan seperti baliho, brosur, atau papan iklan yang dipasang di kendaraan seperti mobil dan motor.
Value branding
Value branding merupakan strategi membangun merek dengan efektivitas biaya produk atau layanan. Misalnya, sebuah toko handphone merek A yang mengiklankan produk mereka dengan cara comparing harga dengan merek B. Ini berfokus pada pengembangan merek yang menarik pelanggan yang sadar finansial.
Unsur-unsur Branding
Dilansir dari 99designs, berikut adalah elemen atau unsur-unsur branding:
Tagline
Tagline yang menarik bisa meninggalkan kesan yang baik bagi konsumen. Hal ini juga membantu konsumen mengenali dan mengingat brand kamu.
Beberapa tagline yang terkenal antara lain:
“Orang Pintar Minum Tolak Angin”
“Just Do It” dari Nike
“KFC, Jagonya ayam”
“Yamaha, Semakin di Depan”, dan tagline lainnya.
Kamu juga bisa membuat tagline yang singkat, padat, relevan dengan target audiens, dan long lasting seperti beberapa contoh di atas.
Font
Font yang kamu gunakan dalam setiap materi pemasaran atau aset juga bagian dari branding. Pilih jenis huruf yang dapat menggambarkan kepribadian dan nilai brand atau perusahaan. Jangan lupa untuk menggunakan font yang sama secara konsisten untuk setiap aset yang kamu punya, ya.
Brand voice
Brand voice adalah gaya komunikasi sebuah brand dengan para pelanggannya. Gaya komunikasi ini juga dapat menggambarkan kepribadian brand dan perlu disesuaikan dengan target marketnya.
Misalnya, target pasar dari brand kamu adalah anak muda, maka gaya komunikasinya menggunakan bahasa kasual, santai, dan mengikuti istilah yang sering digunakan anak muda masa kini.
Logo
Setiap brand memerlukan logo. Logo adalah keseluruhan kepribadian brand yang diringkas menjadi sebuah gambar yang mudah dikenali. Maka dari itu, buatlah logo yang unik dan menarik. Lalu, gunakan logo brand di setiap aset yang kamu miliki. Misalnya, di website, di kemasan suatu produk, media sosial, iklan, proposal bisnis, dan aset lainnya. Semakin sering orang melihat logo brand, maka mereka akan semakin familiar dan mengenal brand kamu.
Color palette
Warna juga bisa menggambarkan identitas brand. Kalau kita perhatikan, biasanya sebuah brand memiliki warna yang khas atau menggambarkan brand tersebut. Misalnya Telkomsel yang menggunakan warna merah dan putih sebagai ciri khas mereka. Sama seperti logo, warna ini juga bisa kamu gunakan di berbagai aset untuk menggambarkan identitas brand. Misalnya di kemasan produk, logo, brosur, media sosial, seragam, warna gedung atau bangunan, dan lainnya. Dengan begitu, konsumen akan semakin kenal dengan merek perusahaanmu.